4

2 (Nyawa dan Cinta)

Apa arti penting akan sesuatu yang berakhir, selain makna yang ditinggalkan menjadi jejak yang mustahil dihapus. Dan cinta adalah sebuah perjalanan yang menyisakan jejak. Arti pentingnya adalah sebuah kisah abadi yang digores dengan tinta warna-warni pada monumen di dalam hati. Jika perjalanan berakhir, jejak adalah sebuah bentuk pengenangan. Jejak harus menjadi makna tercecer yang dikumpulkan.


Seperti cinta yang akan aku lalui, aku mulai mengumpulkan jejak sebelum perjalanan ini berakhir. Jika tidak, perjalanan yang panjang ini akan membuatku kehilangan sisa-sisa arti yang tercecer. Pada akhirnya, segala sesuatu yang kudapatkan pada perjalanan ini kukumpulakan untuk dibentuk sebagai monumen. Jika segala sesuatunya suatu saat nanti harus berakhir, monumenku akan mengabadikan dan tak akan menemui akhir.


Ini tentang sesuatu yang tidak tergantikan. Sesuatu yang memiliki arti seperti nyawa, tak satu pun dapat membuatnya menjadi dua. Bagaimana jika kehilangan sesuatu yang tak tergantikan. Pemaksaan untuk mendapatkan ganti jelas sesuatu yang tidak mungkin. Satu-satunya yang terjadi adalah pemberhentian yang tak akan berakhir. Pemberhentian, bukan penantian.


Siapa pun boleh menganggapku salah, termasuk diriku sendiri. Tapi cinta dan nyawa bagiku sesuatu yang tidak jauh beda. Nyawa membuat organ-organ tubuh bekerja sesuai fungsinya dan cinta memberikan makna terhadap semua fungsi yang ada. Tanpa cinta, organ-organ itu seperti sebuah mesin yang beroperasi tanpa fungsi. Hingga waktunya mesin itu tak dapat beroperasi lagi, masa-masa yang dihabiskan tak akan menyisakan sedikitpun arti. Waktu tak berfungsi lagi.


JIka nyawa dan cinta tidak jauh berbeda, maka cinta juga menjadi hal yang mustahil tergantikan. Mencari pengganti adalah hal yang tidak ada gunanya. Nyawa adalah hak tuhan yang dapat dicabut sesuai keinginan-Nya. Sedangkan cinta adalah hakku sendiri yang tak dapat aku cabut sekehendakku. Jadi cinta itu tak akan berakhir. Nyawa dan cinta adalah keagungan dari onggokan organ yang menyusun tubuhku. Itu antara Tuhan dan aku.


Nyawa itu aku dapatkan saat aku mengenal hidup. Tuhan memberikannya sebelum detik pertama aku dapat melihat dengan mataku. Namun cinta kudapatkan melalui sebuah pencarian yang panjang. Saat aku menemukannya tanpa sedikitpun keraguan, aku dihadapkan pada kehilangan orang yang aku cinta itu.


Kehilangan bukanlah penghabisan. Kehilangan orang yang dicintai mungkin saja akan mengubah cinta, seperti sakit yang mengubah kegentingan nyawa. Tapi nyawa tak dapat diubah bentuknya, begitupun cinta. Nyawa berkiblat pada Tuhan, itu adalah hal mutlak yang tak dapat diubah, sedangkan cintaku berkiblat pada dirinya(orang yang aku cintai). Sesuatu yang mutlak dan tak mungkin berubah.


Pada perdebatan saat malam 21 November itu, aku hanya diam. Walau sesekali aku menjawab akan mengikuti takdir. Tapi ini sebuah jawaban. Cinta adalah hakku, yang siapapun — walaupun orang yang aku cintai tidak akan dapat mengubahnya. Tuhan dapat menghentikannya saat nyawa yang pernah Dia berikan kembali diambilnya. Penghentian yang sementara, karena saat kembali dibangkitkan dalam alam mana pun, cinta itu tidak akan hilang. Cinta itu telah melekat erat pada segala sesatu yang ada di dalam tubuhku





Dapet bingkisan AWARD dari ninneta










terimakasih ya untuk Awardnya teman.... Dan aku persembahkan award ini buat semua yang mampir sekedar baca-baca maupun ikutan komen... Silahkan diambil dan dipajang ya....

4 komentar:

Ninneta - MissPlum mengatakan...

dalem bener nih.... :)

novri is nofree mengatakan...

makasih kk ninneta :thx

Agung Aritanto mengatakan...

kata-kata kamu sungguh bermakna,kamu seorang pujangga yaaaa?

cinta,ah aku bingung cinta apa yang kini aku rasakan

novri is nofree mengatakan...

makasih kk angung
g kok kk agung
gw masih pemula kok

:hi :-) :*) :ok :s) :D :o) :thx
:B) :)) J:) :-J :x :(( :| :(
:iq :# :? #-o :@ J:P :o :-o

Tertarik Dengan Emoticon di Atas? Klik DI SINI

Posting Komentar

makasih udah mampir yah ^^

sering - sering mapir yah
jangan lupa kasih tau ma tmn-tmnnya